Kamis, 05 Juni 2014

MAKALAH Pengertian Hadits dan Sinonim Kata Hadist

MAKALAH
Pengertian Hadits dan Sinonim Kata Hadist
Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ULUMUL HADITS”
Dosen Pembimbing:
IMAM MUSHAFAK M.Pd. I
734091_721408894543822_43375281_n.jpeg
 









Disusun Oleh :
       Kelompok 5
1.        Nur Khasanah Fauziah  (2812133045)
2.        Siti Sholihatus S.N.          (2812133050)
3.        Zakiatul Fatkhiah            (2812133056)




JURUSAN TARBIYAH PRODI PBA-2
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG

2013/2014










KATA PENGANTAR


 Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya untuk Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Sholawat dan salam tetap tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Dengan mengucap  syukur  kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami  dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi  bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program Studi (PBA) Pendidikan Bahasa Arab.
Penyusun menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun berharap kepada semua pihak atas segala saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini. Ucapan terima kasih kami haturkan pada seluruh pihak yang mendukung penyusunan makalah ini, antara lain:
1.    Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Ketua IAIN Tulungagung.
2.    Imam Mushafak, M.Pd.I selaku dosen pembimbing.
3.    Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini
Akhirnya, atas segala keterbatasan yang penyusun miliki apabila terdapat kekurangan dan kesalahan mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi bekal pengetahuan bagi penyusun di kemudian hari.
Amiin yaa Robbal `alamin.



Tulungagung,10 Maret 2014    

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................         i
Daftar Isi...........................................................................................................        ii
BAB I    PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang..............................................................................        1
B.     RumusanMasalah.........................................................................        1    
C.     Tujuan Pembahasan.....................................................................        1
BAB II   PEMBAHASAN
A.      Pengertian hadist.........................................................................        2
B.       Sinonim (Murodif) dari kata Hadits............................................         3
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan...................................................................................       6
DAFTAR PUSTAKA      ................................................................................       7      







BAB  I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hadist yaitu ilmu yang mengkaji pengutipan secara cermat dan akurat segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat- sifat fisik dan non fisik.
Dengan demikian, objek kajiannya adalah sabda, perbuatan,taqrir dan sifat Rasul SAW, di pandang dari sudut pengutipannya secara cermat dan akurat. Jelasnya yang lain penguasaan dan pengutipan setiap hadist. Berusaha keras mengetahui ilmu hadist ini mengandung pengertian menjaga dan memantapkan sunah serta menghindari kesalahan mengutip segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad  SAW.
Dengan melakukan usaha seperti ini, sempurnalah usaha mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW, dan menyelamatkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Hadist?
2.      Apa sinonim dari kata Hadist?

C.     Tujuan
1.      mengetahui pengertian Hadist
2.      Mengetahui sinonim dari kata Hadist









BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DAN SINONIM KATA HADITS
A.      Pengertian Hadits
            Hadits bentuk jamaknya adalah hidas, hadasa, dan hudus. Dari segi bahasa, kata hadist memiliki beberapa arti, yaitu:
1.      Baru (tajdid), lawan dari terdahulu (qadim).
2.      Dekat (qarib), tidak lama lagi terjadi, lama dari jauh (ba’id).
3.      Warta berita (khabar), sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lainnya. Hadis bermakna khabar ini dihubungkan dengan kata tahdis yang berarti riwayat, ikhbar (mengkhabarkan).
Allah juga menggunakan kata hadis dengan arti khabar sebagaimana tersebut dalam firman-Nya
(#qè?ù'uù=sù ;]ƒÏpt¿2 ÿ¾Ï&Î#÷WÏiB bÎ) (#qçR%x. šúüÏ%Ï»|¹   
Artinya: “Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang benar”. (Q.S At-Thuur: 34)
            Adapun pengertian hadist menurut ahli hadits ialah:
اَقْوَالُهُ صلى الله عليه وسلم وَاَفْعَا لُهُ وَاَحْوَا لُهُ
Artinya: “Perkataan-perkataan Nabi Muhammad SAW, perbuatan-perbuatan dan keadaan beliau”
Yang dimaksud dengan keadaan adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dalam kitab sejarah, seperti kelahirannya, tempatnya, dan hal yang bersangkut paut dengannya, baik sebelum diangkat menjadi seorang rasul maupun sesudahnya.
Sebagaimana ulama berpendapat bahwa hadits itu meliputi sabda Nabi, perbuatan, dan taqrir (ketetapan) darinya. Adapula yang berpendapat bahwa hadits itu meliputi juga perkataan, perbuatan, dan taqrir sahabat atau bahkan tabi’in. Oleh karena itu ada istilah hadits marfu’, yaitu suatu hadits yang sampai kepada Nabi SAW, mauquf yaitu hadits yang sampai kepada sahabat, dan hadits maqtu, yaitu hadis yang hanya sampai kepada tabi’in saja.
B.       Sinonim (Murodif) dari kata Hadits
Ada beberapa kata yang bersinonim (murodif) dengan kata hadits seperti: sunnah, khabar, dan atsar.
1.        Sunnah
Secara etimologis, as-Sunnah berarti perjalanan, yang baik maupun yang buruk.
الطِّريقة المعتا دة حسنة كانت ام سيّئة
Artinya: “Cara atau jalan yang biasa ditempuh baik terpuji maupun tercela”
Seperti sabda Rasulullah SAW
من سنّ سنّة حسنة فله اجرها واجرمن عمل بها الى يوم القيامة ومن سنّ سنّة فعليه وزرها ووزر من عمل بها الي يوم القيامة (رواه البخاري)
Artinya:
“Barang siapa yang mengadakan sunnah/jalan yang baik maka baginya pahala atas jalan yang ditempuhnya ditambah pahala orang-orang yang mengerjakannya sampai hari kiamat. Dan barang siapa yang mengadakan sunnah/jalan buruk, maka atasnya dosa karena jalan buruk yang ditempuhnya ditambah dosa orang-orang yang mengerjakannya sampai hari kiamat”. (H.R. Bukhari)
Hadits tersebut memberikan pengertian bahwa kata sunnah diartikan jalan sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmu bahasa.
Pengertian sunnah menurut istilah ahli hadis, yaitu:
ما نقل عن النبي صلى الله عليه وسلم من اقوال وافعال او تقرير
Artinya: “Segala yang dinukilkan/diriwayatkan dari Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan) beliau.”
       Dengan demikian, hadis dan sunnah mempunyai persamaan, yakni keduanya bersumber pada Rasulullah SAW. Sedangkan perbedaannya adalah sunnah itu lebih umum daripada hadis.
       Menurut Dr. Taufiq bahwa sunnah Nabi hanyalah tata cara dan perilaku Nabi yang beliau praktikkan terus menerus dan diikuti oleh para sahabatnya, sedangkan hadits adalah perkataan Nabi yang diriwayatkan oleh orang, seorang atau dua orang, lalu hanya mereka saja yang mengetahuinyan dan tidak menjadi pegangan atau amalan umum. Sedangkan Ibnul Human menjelaskan bahwa sunnah adalah segala sesuatu yang datang dari Nabi SAW baik perkataan maupun perbuatan beliau, sedangkan hadits hanya khusus mengenai perbuatan beliau.
2.        Khabar
Dari segi bahasa, khabar artinya warta/berita yang disampaikan dari seseorang kepada orang lain. Khabar menurut istilah ahli hadits yaitu:
ما اضيف الى النبي صلى الله عليه وسلم او غيره
Artinya: “Segala sesuatu yang disandarkan atau berasal dari Nabi SAW atau dari yang selain nabi SAW.”
       Oleh sebab itu, khabar lebih umum daripada hadis. Khabar mencakup segala sesuatu yang berasal dari Nabi SAW dan selain nabi, seperti perkataan sahabat dan tabi’in, sedangkan hadis hanya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik perkataan, perbuatan, maupun taqrir beliau.
Contoh:
Ali bin Abi Thalib r.a berkata:
من السنة وضع الكف تحت السرة فى الصلاة
Artinya: “Sunnah ialah meletakkan tangan di bawah pusar sewaktu melakukan sholat” (H.R Abu Dawud)
Karena itu, sebagian ulama berpendapat bahwa khabar itu menyangkut segala sesuatu yang datang dari selain Nabi SAW, sedangkan hadis khusus untuk segala sesuatu yang berasal dari Nabi SAW.
3.        Atsar
Atsar dari segi bahasa artinya bekas sesuatu atau sisa sesuatu. Dan berarti pula nukilan (yang dinukilkan). Karena do’a yang dinukilkan/berasal dari Nabi SAW dinamakan do’a maksur
       Atsar menurut istilah kebanyakan ulama mempunyai pengertian yang sama dengan khabar dan hadis. Sebagian ulama mengatakan atsar lebih umum daripada khabar, yaitu atsar berlaku bagi segala sesuatu dari Nabi SAW maupun dari selain Nabi SAW, sedangkan khabar khusus bagi segala sesuatu dari Nabi SAW saja.
       Para fuqaha memakai istilah atsar untuk perkataan-perkataan ulama salaf, sahabat, tabi’in dan lain-lain. Contoh perkataan tabi’in, Ubaidillah Ibnu Abdillah ibn Utbah Ibnu Mas’ud:
السُّنَّةُ أَنْ يُكَبِّرَ  الإِمَامُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الآَضحي حين يجلس علي المنبر قبل الخطبة تسع تكبرا ت
Artinya:
“Menurut sunnah, hendaklah imam bertakbir pada Hari Raya Fitri dan Hari Raya Adha sebanyak sembilan kali ketika duduk di atas mimbar sebelum berkhutbah. (HR. Baihaqi)



BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
1.        Kata hadist memiliki beberapa arti, yaitu:
-          Baru (tajdid), lawan dari terdahulu (qadim).
-          Dekat (qarib), tidak lama lagi terjadi, lama dari jauh (ba’id).
-          Warta berita (khabar)
2.        Bila kata ‘hadits’ disebut secara mutlak,maka yang dimaksud adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.Namun kadang-kadang dimaksudkan pula sebagai sesuatuyang disandarkan pada sahabat atau tabi’in.
1.        Kata khabar dan atsar disebut secara mutlakdan dimaksudkan sebagai segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW,dan disandarkan pada sahabat dan tabi’in.












DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Ahmad, Drs.H. Ulumul Hadits. Pustaka Setia, Bandung, 2000
Muhammad ‘Ajaj Al-Khathib, DR. Ushul Al-Hadits. Gaya Media Pratama, Jakarta, 2007
Hasbi As-Shiddieqy, Prof.,Dr, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Bulan Bintang, Jakarta, 1954
Nuruddin ITR,Dr., Ulumul Hadits, terjemahan, Drs. Mujiyo, Rosda Karya, Bandung, 1994                          .