MAKALAH
Pengertian
Hadits dan Sinonim Kata Hadist
Disusun untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ULUMUL HADITS”
Dosen Pembimbing:
IMAM MUSHAFAK M.Pd. I
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1.
Nur Khasanah Fauziah (2812133045)
2.
Siti Sholihatus S.N. (2812133050)
3.
Zakiatul Fatkhiah (2812133056)
JURUSAN TARBIYAH PRODI PBA-2
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
2013/2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala
puji hanya untuk Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Sholawat dan salam tetap
tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, serta
keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Dengan
mengucap syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat memberikan sedikit informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa Program
Studi (PBA) Pendidikan Bahasa Arab.
Penyusun
menyadari bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penyusun berharap kepada
semua pihak atas segala saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah ini.
Ucapan terima kasih kami haturkan pada seluruh pihak yang mendukung penyusunan
makalah ini, antara lain:
1. Dr.
Maftukhin, M.Ag. selaku Ketua IAIN Tulungagung.
2. Imam
Mushafak, M.Pd.I selaku dosen pembimbing.
3. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam
menyelesaikan makalah ini
Akhirnya,
atas segala keterbatasan yang penyusun miliki apabila terdapat kekurangan dan
kesalahan mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
menjadi bekal pengetahuan bagi penyusun di kemudian hari.
Amiin
yaa Robbal `alamin.
Tulungagung,10 Maret
2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang.............................................................................. 1
B.
RumusanMasalah......................................................................... 1
C.
Tujuan Pembahasan..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
hadist......................................................................... 2
B.
Sinonim
(Murodif) dari kata Hadits............................................ 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hadist
yaitu ilmu yang mengkaji pengutipan secara cermat dan akurat segala sesuatu
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW, baik berupa sabda, perbuatan,
taqrir, sifat- sifat fisik dan non fisik.
Dengan
demikian, objek kajiannya adalah sabda, perbuatan,taqrir dan sifat Rasul SAW,
di pandang dari sudut pengutipannya secara cermat dan akurat. Jelasnya yang
lain penguasaan dan pengutipan setiap hadist. Berusaha keras mengetahui ilmu
hadist ini mengandung pengertian menjaga dan memantapkan sunah serta
menghindari kesalahan mengutip segala sesuatu yang disandarkan pada Nabi
Muhammad SAW.
Dengan
melakukan usaha seperti ini, sempurnalah usaha mengikuti jejak Nabi Muhammad
SAW, dan menyelamatkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hadist?
2. Apa sinonim dari kata Hadist?
C. Tujuan
1. mengetahui pengertian Hadist
2. Mengetahui sinonim dari kata
Hadist
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DAN SINONIM KATA HADITS
A.
Pengertian Hadits
Hadits
bentuk jamaknya adalah hidas, hadasa, dan hudus. Dari segi
bahasa, kata hadist memiliki beberapa arti, yaitu:
1.
Baru
(tajdid), lawan dari terdahulu (qadim).
2.
Dekat
(qarib), tidak lama lagi terjadi, lama dari jauh (ba’id).
3.
Warta
berita (khabar), sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang
kepada orang lainnya. Hadis bermakna khabar ini dihubungkan dengan kata tahdis
yang berarti riwayat, ikhbar (mengkhabarkan).
Allah juga
menggunakan kata hadis dengan arti khabar sebagaimana tersebut dalam firman-Nya
(#qè?ù'uù=sù
;]Ïpt¿2
ÿ¾Ï&Î#÷WÏiB
bÎ)
(#qçR%x.
úüÏ%Ï»|¹
Artinya: “Maka hendaklah mereka
mendatangkan kalimat yang semisal Al Quran itu jika mereka orang-orang yang
benar”. (Q.S At-Thuur: 34)
Adapun
pengertian hadist menurut ahli hadits ialah:
اَقْوَالُهُ صلى
الله عليه وسلم وَاَفْعَا لُهُ وَاَحْوَا لُهُ
Artinya: “Perkataan-perkataan
Nabi Muhammad SAW, perbuatan-perbuatan dan keadaan beliau”
Yang dimaksud
dengan keadaan adalah segala sesuatu yang diriwayatkan dalam kitab sejarah,
seperti kelahirannya, tempatnya, dan hal yang bersangkut paut dengannya, baik
sebelum diangkat menjadi seorang rasul maupun sesudahnya.
Sebagaimana
ulama berpendapat bahwa hadits itu meliputi sabda Nabi, perbuatan, dan taqrir
(ketetapan) darinya. Adapula yang berpendapat bahwa hadits itu meliputi juga
perkataan, perbuatan, dan taqrir sahabat atau bahkan tabi’in. Oleh karena itu
ada istilah hadits marfu’, yaitu suatu hadits yang sampai kepada Nabi
SAW, mauquf yaitu hadits yang sampai kepada sahabat, dan hadits maqtu,
yaitu hadis yang hanya sampai kepada tabi’in saja.
B.
Sinonim (Murodif) dari kata Hadits
Ada beberapa
kata yang bersinonim (murodif) dengan kata hadits seperti: sunnah,
khabar, dan atsar.
1.
Sunnah
Secara etimologis, as-Sunnah berarti perjalanan, yang baik maupun
yang buruk.
الطِّريقة
المعتا دة حسنة كانت ام سيّئة
Artinya: “Cara atau jalan yang biasa
ditempuh baik terpuji maupun tercela”
Seperti sabda Rasulullah SAW
من
سنّ سنّة حسنة فله اجرها واجرمن عمل بها الى يوم القيامة ومن سنّ سنّة فعليه وزرها
ووزر من عمل بها الي يوم القيامة (رواه البخاري)
Artinya:
“Barang siapa yang mengadakan sunnah/jalan yang baik maka baginya
pahala atas jalan yang ditempuhnya ditambah pahala orang-orang yang
mengerjakannya sampai hari kiamat. Dan barang siapa yang mengadakan sunnah/jalan
buruk, maka atasnya dosa karena jalan buruk yang ditempuhnya ditambah dosa
orang-orang yang mengerjakannya sampai hari kiamat”. (H.R. Bukhari)
Hadits tersebut
memberikan pengertian bahwa kata sunnah diartikan jalan
sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmu bahasa.
Pengertian sunnah
menurut istilah ahli hadis, yaitu:
ما نقل عن النبي صلى الله عليه وسلم من
اقوال وافعال او تقرير
Artinya:
“Segala yang dinukilkan/diriwayatkan dari Nabi SAW baik berupa perkataan,
perbuatan maupun taqrir (ketetapan) beliau.”
Dengan demikian, hadis dan sunnah
mempunyai persamaan, yakni keduanya bersumber pada Rasulullah SAW. Sedangkan
perbedaannya adalah sunnah itu lebih umum daripada hadis.
Menurut Dr. Taufiq bahwa sunnah
Nabi hanyalah tata cara dan perilaku Nabi yang beliau praktikkan terus menerus
dan diikuti oleh para sahabatnya, sedangkan hadits adalah perkataan Nabi
yang diriwayatkan oleh orang, seorang atau dua orang, lalu hanya mereka saja
yang mengetahuinyan dan tidak menjadi pegangan atau amalan umum. Sedangkan
Ibnul Human menjelaskan bahwa sunnah adalah segala sesuatu yang datang
dari Nabi SAW baik perkataan maupun perbuatan beliau, sedangkan hadits
hanya khusus mengenai perbuatan beliau.
2.
Khabar
Dari segi
bahasa, khabar artinya warta/berita yang disampaikan dari
seseorang kepada orang lain. Khabar menurut istilah ahli hadits yaitu:
ما
اضيف الى النبي صلى الله عليه وسلم او غيره
Artinya: “Segala sesuatu yang
disandarkan atau berasal dari Nabi SAW atau dari yang selain nabi SAW.”
Oleh sebab itu, khabar lebih umum
daripada hadis. Khabar mencakup segala sesuatu yang berasal dari Nabi
SAW dan selain nabi, seperti perkataan sahabat dan tabi’in, sedangkan hadis
hanya segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW baik perkataan, perbuatan,
maupun taqrir beliau.
Contoh:
Ali bin Abi
Thalib r.a berkata:
من السنة وضع الكف تحت السرة فى الصلاة
Artinya: “Sunnah
ialah meletakkan tangan di bawah pusar sewaktu melakukan sholat” (H.R Abu
Dawud)
Karena itu,
sebagian ulama berpendapat bahwa khabar itu menyangkut segala sesuatu
yang datang dari selain Nabi SAW, sedangkan hadis khusus untuk segala
sesuatu yang berasal dari Nabi SAW.
3.
Atsar
Atsar dari segi bahasa artinya bekas sesuatu atau sisa sesuatu. Dan
berarti pula nukilan (yang dinukilkan). Karena do’a yang dinukilkan/berasal
dari Nabi SAW dinamakan do’a maksur
Atsar menurut istilah kebanyakan
ulama mempunyai pengertian yang sama dengan khabar dan hadis.
Sebagian ulama mengatakan atsar lebih umum daripada khabar, yaitu
atsar berlaku bagi segala sesuatu dari Nabi SAW maupun dari selain Nabi
SAW, sedangkan khabar khusus bagi segala sesuatu dari Nabi SAW saja.
Para fuqaha memakai istilah atsar
untuk perkataan-perkataan ulama salaf, sahabat, tabi’in dan lain-lain. Contoh
perkataan tabi’in, Ubaidillah Ibnu Abdillah ibn Utbah Ibnu Mas’ud:
السُّنَّةُ أَنْ يُكَبِّرَ
الإِمَامُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الآَضحي حين يجلس علي المنبر قبل
الخطبة تسع تكبرا ت
Artinya:
“Menurut
sunnah, hendaklah imam bertakbir pada Hari Raya Fitri dan Hari Raya Adha
sebanyak sembilan kali ketika duduk di atas mimbar sebelum berkhutbah. (HR.
Baihaqi)
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Kata
hadist memiliki beberapa arti, yaitu:
-
Baru
(tajdid), lawan dari terdahulu (qadim).
-
Dekat
(qarib), tidak lama lagi terjadi, lama dari jauh (ba’id).
-
Warta
berita (khabar)
2.
Bila
kata ‘hadits’ disebut secara mutlak,maka yang dimaksud adalah segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.Namun kadang-kadang dimaksudkan pula
sebagai sesuatuyang disandarkan pada sahabat atau tabi’in.
1.
Kata
khabar dan atsar disebut secara mutlakdan dimaksudkan sebagai segala sesuatu
yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW,dan disandarkan pada sahabat dan
tabi’in.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Ahmad, Drs.H. Ulumul
Hadits. Pustaka Setia, Bandung, 2000
Muhammad ‘Ajaj Al-Khathib, DR. Ushul
Al-Hadits. Gaya Media Pratama, Jakarta, 2007
Hasbi As-Shiddieqy, Prof.,Dr, Sejarah
dan Pengantar Ilmu Hadits. Bulan Bintang, Jakarta, 1954
Nuruddin ITR,Dr., Ulumul Hadits,
terjemahan, Drs. Mujiyo, Rosda Karya, Bandung, 1994 .